Beberapa waktu lalu mantan artis cilik Enno Lerian mengumumkan lewat akun media sosial jika dirinya tengah berhadapan dengan teror debt collector gara-gara utang pinjol.
Tak main-main, Enno Lerian menceritakan dirinya terimbas utang puluhan pinjol hingga ratusan juta.
Ternyata Enno Lerian hanyalah korban dari ulah salah satu anggota keluarganya.
Mirisnya, tak cuma dirinya, akun anak dan orangtuanya juga terimbas lantaran digunakan oleh keluarganya yang disebutnya tak bertanggung jawab itu.
Kisah Enno terjerat pinjol juga diceritakannya di program TV FYP yang tayang baru-baru ini.
"Salah satu keluarga inti di rumah, dia terjerat pinjol dam itu nunggak lebih tiga bulan," kata Enno Lerian dikutip hops.ID dari laman youtube FYP Jumat 19 Desember 2023.
Enno menyebutkan keluarganya itu menggunakan lebih dari 25 pinjol untuk gali lobang dan tutup lobang.
"Dan sebenernya hampir 30 aplikasi," kata Enno.
Lebih lanjut, perempuan 39 tahun ini membeberkan awal mula saudaranya itu bisa tergiur pinjol.
Enno menceritakan awalnya salah satu anggota keluarganya itu menggunakan paylater.
"Masalahnya yang bisa ngutang itu minjamnya yang terdaftar bukan yang ilegal tapi legal, di e-commerce, di ojek online," ungkap Enno Lerian.
Awalnya dia pakai Rp 500 ribu, "Untuk apa kurang tahu juga. Mungkin keperluan pribadi karena dia masih remaja," sambungnya lagi.
Tapi seiring berjalannya waktu, saudara Enno Lerian itu malah ketagihan dna tergiur hingga mencapai puluhan juta.
"Kegulung-kegulung sampai lebih dari Rp 80 juta. Awalnya dari Rp 500 ribu," tuturnya.
Enno Lerian baru tahu kejadian ini setelah menyadari sosok tersebut memakai akun miliknya dan sang anak.
"Jadi awalnya ketahuan gara-gara yang bersangkutan gunain akun anak aku sama akun orangtua aku. Karena gali lobang tutup lobang dia nggak cerita," jelasnya.
"Karena anaknya bukan tipikal yang belanjar. Dia nggak keliatan (gaya hedonnya)," sambungnya lagi.
Meski terkait namanya Enno Lerian berujar ogah melunasi utang pinjam online tersebut. Mengingat namanya terancam masuk daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan (OJK).(hops.id)