Dulu Digaji Rp1 Juta Sebulan, Pembantu Kini Ngotot Kuasai Rumah Majikan, Keluarga Asli Murka

Advertisement

Dulu Digaji Rp1 Juta Sebulan, Pembantu Kini Ngotot Kuasai Rumah Majikan, Keluarga Asli Murka

Sabtu, 13 Januari 2024

Seorang pembantu aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten majikan tengah viral. Keluarga Jorena, majikan, adalah orang pertama yang mengajukan kasus tersebut. Ini terjadi di Pematang Siantar, Sumatera Utara.



Jorena memposting di akun TikTok-nya video seorang pembantu yang tampaknya tidak tahu berterima kasih karena tiba-tiba mengklaim harta neneknya.




Memang, seperti yang diungkapkan Jorena, kematian nenek penuh dengan misteri.



Karena itu, Jorena langsung mengingat kebiasaan nekat sang pembantu.



Jorena menulis di akun @rena_bahagia tentang bagaimana keluarganya menjadi marah pada pembantu di rumah neneknya.



Menurut Jorena, yang dikutip dari Tribun Bogor pada Jumat (12/1/2024), "Pembantu yang kami gaji Rp1 juta per bulan ingin menguasai rumah yang kami miliki."



Karena itu, Jorena dan anggota keluarga lainnya tidak bermaksud mencari pembantu di rumah nenek mereka.



Namun, keluarga Jorena akhirnya mempekerjakan pria tua tersebut di rumahnya karena ada tawaran kerja dari sang pembantu.



Kami mendapatkan izin untuk tinggal di rumah kami dengan membayar gaji sebesar Rp1 juta per bulan, yang merupakan jumlah yang besar di sini. Semua yang Anda makan dan minum gratis. Nilai totalnya sudah sangat besar. Dia sendiri yang menawarkan diri kepada kami dari awal, kata Jorena.



Jorena pertama kali mengatakan bahwa keluarganya sangat baik mengurus neneknya hingga dia sehat.



Namun, kondisi nenek Jorena justru memburuk selama beberapa bulan diasuh oleh pembantu tersebut.



Hingga nenek Jorena akhirnya meninggal secara tak wajar.



Jorena mengatakan, "Cuma beberapa bulan, nenek lansia meninggal secara tidak wajar. Seperti habis didorong sampai otak pecah dan koma. Dan beberapa hari kemudian nenek lansia meninggal."



Keluarga Jorena, yang masih dalam keadaan berduka, juga terkejut dengan tingkap pembantu di rumahnya.



karena setelah nenek Jorena meninggal, pembantu itu tidak mau pergi. Sebaliknya, dia menegaskan bahwa rumah itu milik dia dan keluarganya.

Pada awalnya, kami berduka atas pembantu yang kami bayar. Dia diizinkan untuk tinggal di situ. Jorena menyimpulkan, "Dia marah-marah ketika kami katakan kosongkan rumah ini."

Keluarga besar Jorena terlihat berbicara dengan pembantu tersebut di video.

Sang pembantu terlihat garang dengan jaket kulit hitam dan topi.

Ia tidak mau berbicara dengan orang lain.

Meskipun keluarga Jorena dan nenek yang telah meninggal telah meminta pembantu tersebut untuk berbicara.

Jorena mengakui telah melaporkan tindakan pembantunya ke polisi.

Namun, masalah itu tidak pernah selesai karena sang pembantu terus melarikan diri.

Pembantu tersebut malah mengganggu keluarga almarhumah setelah ditangkap.

Jika ada pembantu yang dibayar, tapi ingin rumah yang bukan miliknya, yang ahli hukum. Jorena menyatakan bahwa itu telah dibawa ke polisi dan sesuai dengan hukum adat.

Tingkah laku Pembantu yang Viral

Selain itu, Jorena mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap sang pembantu.

Jorena terkejut dengan kematian neneknya, yang diduga memiliki hubungan dengan pembantu.

Selain itu, Jorena mengungkapkan bahwa pembantu itu pernah melakukan tindakan nekat yang mengejutkan keluarganya.

Dengan kata lain, sang pembantu pernah berniat untuk meracuni nenek.

Sangat beruntung bahwa tindakan pembantu tersebut segera diketahui orang.

Jorena mengatakan, "Dulu mereka pernah niat meracun (nenek), tetapi ketahuan ketika diberikan kepada ayam, dan ayamnya mati keracunan."

Karena itu, keluarga Jorena melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Jorena memperhatikan dua masalah: kematian neneknya dan upaya pembantu tersebut untuk mengambil alih rumah almarhumah.

Jorena berkata, "Sudah sampai ke Polisi, tapi para pembantu tidak mau pindah dan menguasai rumah."

Walaupun dia tidak memiliki surat rumah, dia tetap bertahan. Dia menambahkan, "Sudah dilaporkan, tapi dia lari-lari terus menghilang seperti ditelan bumi." (*)