Setelah beberapa waktu viral seorang ASN di Boyolali mengaku mendapat intruksi untuk memilih pasangan Ganjar-Mahfud. Hal serupa kembali lagi terjadi di daerah yang dijuluki "Kota Susu" tersebut.
Kali bukan ASN, melainkan oknum aparat desa yang memaksa warga Desa Kenteng, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali agar mau memilih pasangan Ganjar-Mahfud.
Bahkan oknum ini sampai mengancam akan mencabut PKH warga jika mereka tidak menuruti perintahnya.
Momen itu pun terekam jelas lantaran tersebar luas di jejaring sosial media. Akun X @LiatAjaX turut mengunggah video oknum aparat desa tersebut.
"Wiwik Sekdes Kenteng, Nogosari, Boyolali mengarahkan pemenangan capres Ganjar dengan intimidasi dan ancam mencabut PKH," tulis narasi dalam video tersebut.
Sementara itu, dalam unggahan video terlihat seorang perempuan berbicara di sebuah perkumpulan ibu-ibu. Perempuan yang diduga Wiwik ini terdengar meminta warganya untuk tegak lurus memilih salah satu capres tertentu.
"Sekarang ibu diminta tegak lurus susah amat. Padahal dapat PKH, dapat beras tiap bulan lo, susah amat diminta tegak lurus. Tolong gak usah aneh-aneh, dapat uang Rp50 ribu aja kok aneh-aneh," kata Wiwik.
Jika warga tidak menuruti perintahnya, Wiwik pun tak segan mengancam akan mencabut warga yang dapat PKH.
"PKHnya tak cabut sajakah atau gimana? Bilang ya besok saya cabut," seru Wiwik.
Sontak saja unggahan video langsung disorot warganet. Mereka banyak menuliskan beragam tanggapan di kolom komentar.
"Di kampung ku juga begitu hampir setiap rumah ditempeli stiker PDI dan ada foto pak Ganjar. Bilangnya jangan dicabut stikernya nanti ada yang marah, desaku juga daerah Boyolali tapi beda kecamatan," tutur akun X @yireen**.
"Jateng emang parah dan masif," ucap akun X @Suparto.
"@bawaslu_RI coba cek ini, kalau beneran, ya wasalam demokrasi di negeri ini," resah akun X @hafid**.
"Tag aja medsosnya si Wiwik biar diserang netizen sampai minta maaf dan klarifikasi," timpal akun X @andik**.(suara.com)