Pengamat politik Hendri Satrio atau akrab disapa Hensat mengungkapkan alasan penyebar video 'ndasmu etik' yang merupakan bagian pidato capres nomor urut dua Prabowo Subianto sampai diburu Partai Gerindra.
Menurut Hensat, jika penyebar video tersebut sampai diburu Partai Gerindra, artinya efek negatif Prabowo Subianto mengucapkan 'ndasmu etik' sangat besar bagi elektabiliasnya di Pilpres 2024, bahkan bisa menjadi tanda-tanda kekalahan.
"Kalo sampe diburu, berarti efek negatif "Ndasmu Etik" gede banget buat elektabilitas Paslon Nomer 2, orang Jawa jelas gak suka tutur yang gak sopan, waton muni, tanda-tanda bisa kalah #PrabowoNaikGunung," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (19/12).
Melansir dari Kaltim Tribun News, Partai Gerindra sekarang sedang mencari sosok yang menyebarkan pidato Prabowo Subianto dalam acara internal partai, mereka menduga sosok tersebut merupakan penyusup.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku kaget dengan video pidato Prabowo Subianto yang mengucapkan 'ndasmu etik' di acara Rakornas Gerindra tersebar luas di internet.
Dia merasa yakin video tersebut tidak disebar kader partainya, namun Dasco juga mengaku tidak bisa mengontrol siapa saja yang hadir dalam acara internal Gerindra tersebut.
"Ya terus terang saya juga bingung ya, dan saya rasa itu bukan dari pihak kami. Jadi memang belakangan itu setiap acara itu pasti ada selalu yang kemudian, apa yah, masuk ke dalam," ucapnya.
"Nah kita susah ngontrol juga di antara semua para peserta itu," sambung Dasco saat ditemui usai acara konsolidasi relawan Posko Pemilih Prabowo-Gibran di SICC, Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023).
Ia menjelaskan apa yang diucapkan Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya merupakan candaan. "Itu video internal, dan biasa kalau di acara internal itu Pak Prabowo memang lepas begitu dan biasa terbuka," ujarnya.
Ia pun membantah ucapan tersebut merupakan hinaan terhadap capres nomor urut satu Anies Baswedan. "Ya kami biasa kalau internal itu bercanda itu biasa. (ejekan?) Enggak ada. Kita itu biasa bercanda-canda, terbuka, tuh enggak ada jaim-jaim (jaga image) kalau di internal," tandasnya.(populis.id)