Banyuwangi, zonamerdeka.com - Cuaca terik tak menyurutkan semangat ratusan pengunjung di Festival Sewu Iwak pada Selasa siang (01/08).
Berlokasi di Fish Market Kampung Mandar, Banyuwangi, acara ini merupakan rangkaian kegiatan yang didedikasikan untuk nelayan dan dunia perikanan. Kampung Mandar sendiri merupakan salah satu dari 44 titik pendaratan ikan tangkapan nelayan yang ada di Banyuwangi.
Seekor ikan besar dengan berat 27 Kg hasik tangkapan nelayan pun turut mewarnai deretan pasar ikan segar di acara ini.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tamu istimewa seperti Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi, Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, jajaran BPJS Ketenagakerjaan, juga Bupati Banyuwangi beserta Forkopimda.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan rasa bangganya terhadap Kampung Mandar yang kini telah bertransformasi menjadi sentra penyaji olahan ikan favorit di Banyuwangi.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami menjaga wilayah ini dengan SOP ketat, terutama dalam hal kebersihan. Semoga dengan adanya program edukasi, pemberdayaan serta pendampingan yang berkelanjutan ini, dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan,” kata Bupati Ipuk.
Festival ini juga merupakan promsi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), yaitu program yang diusung Pemkab Banyuwangi guna memotivasi masyarakat agar mengonsumsi ikan secara teratur dalam jumlah yang diisyaratkan bagi kesehatan.
Dilaporkan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief R. Kartiono bahwa Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Banyuwangi terus mengalami peningkatan.
"Pada tahun 2020, AKI sebesar 36.6 kilogram/kapita/pertahun. Angka tersebut meningkat cukup signifikan di angka 61.5 kilogram/kapita/tahun pada 2021. Pada November 2022 lalu, Banyuwangi dinobatkan sebagai kabupaten dengan AKI terprogresif se Jawa Timur dengan raihan angka 63.5 kilogram/kapita/tahun." ungkap Alief.
Festival ini diawali dengan kegiatan literasi dan inklusi keuangan bagi UMKM dan nelayan, serta workshop dengan tema “Menata Kuliner Masa Depan Kampung Mandar”.
Sebanyak kurang lebih 100 orang peserta dari kalangan nelayan dan pengelola warung seafood menjadi audiens dalam kesempatan itu. Pada sesi workshop, para peserta mendapat pelatihan mengenai cooking terminology dari Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI).
“Hari ini kami berkesempatan untuk sharing dengan teman-teman pengelola warung mengenai pengolahan ikan dari hulu ke hilir yang meliputi penyimpanan bahan, teknik memasak, segmen pasar, hingga soal kebersihan. Peserta sangat aktif dan antusias, mereka banyak sekali mengajukan pertanyaan,” ungkap Agus Supriyadi, ketua PCPI.
Melalui workshop tersebut, tim PCPI ingin mengajak pengelola warung seafood Kampung Mandar untuk membranding ikan bakar khas Banyuwangi agar beda dengan ikan bakar di tempat lain. Dalam kesempatan tersebut, mereka mengajukan sambal kecombrang sebagai referensi untuk branding ikan bakar kahas Banyuwangi.
Sektor UMKM juga tak luput mendapat sorotan pada acara kali ini. Terdapat sekitar 45 peserta yang ikut dalam pameran di acara ini. Para penggerak UMKM merasa terbantu dengan adanya festival ini. Salah satu UMKM tersebut adalah Aruna yang memproduksi berbagai produk turunan ikan. Santi, selaku pimpinan UMKM tersebut mengaku bahwa produk mereka semakin terkenal semenjak rutin mengikuti pameran.
Bagaikan jaring nelayan, Fish Market Festival Sewu Iwak berhasil merengkuh banyak pelaku usaha di bidang perikanan. Program yang telah dilaksanakan selama ini pun menunjukkan hasil positif. Kampung Mandar yang dahulu dipandang sebelah mata, kini berhasil menjadi ekosistem yang sehat bagi bisnis perikanan dan pariwisata. (ton)