Gibran Rakabuming Raka dinilai sebagai sosok yang lumayan cerdas, tapi licik dan tidak takut menabrak ukuran moral.
Penilaian ini diberikan oleh Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto, saat membahas soal gaya komunikasi Gibran.
Berdasarkan pengamatannya, Prof Henri Subiakto menilai bahwa Gibran dan keluarganya memang memiliki gaya komunikasi yang suka menjebak.
“Saya mengamati perilaku komunikasi Gibran dan keluarganya. Mereka itu berkomunikasinya tricky, suka menjebak,” katanya melalui akun X @henrysubiakto, sebagaimana dikutip Hops.ID pada Minggu, 24 Desember 2023.
Prof Henri Subiakto memberi contoh bahwa Gibran pernah menjebak dengan tampil seolah bagi-bagi uang saat kampanye.
Aksi Gibran ini sempat menimbulkan keributan. Tapi, orang akhirnya sadar bahwa dalam video yang beredar, Gibran sebenarnya membagi-baikan gantungan kunci atau benda lain.
Menurut Prof Henri Subiakto, Gibran sebenarnya sengaja melakukan ini agar orang terjebak untuk menudingnya.
“Ternyata aslinya yang dibagikan itu hanya gantungan kunci atau benda lain yang kalau divideo tampak menyerupai uang,” kata Prof Henri Subiakto.
“Tentu saja sempat diributkan tapi lalu orang sadar ada yang salah. Itu sengaja,” sambungnya.
Prof Henri Subiakto lalu memberikan contoh jebakan Gibran lainnya, yakni dalam Debat Cawapres 2024.
Untuk diketahui, ada sejumlah pihak yang menuding Gibran bertindak curang dengan menggunkan alat dengar tambahan saat debat.
Gibran dicurigai mendapat tuntunan agar bisa tampil baik saat berdebat dengan dua cawapres lainnya, yakni Mahfud MD dan Cak Imin.
Prof Henri menduga bahwa Gibran memang sengaja dikesankan memakai alat mencurigakan di telinga.
“Bisa jadi itu juga disengaja supaya orang terjebak menuduh dia, tp sebenarnya sdh disiapkan jawaban yang akan memalukan mereka yang terlanjur curiga,” katanya.
Prof Henri Subiakto juga menilai bahwa Gibran sebenarnya sengaja menjebak ketika menyatakan bahwa program susu gratis dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 400 juta anak.
Pernyataan Gibran ini menuai cibiran sebab jumlah penduduk Indonesia saja tidak mencapai 400 juta.
“Ternyata yang dimaksud bukan angka di Indonesia, tapi di luar negeri, sehingga jumlah anak yang seakan melebihi jumlah penduduk, tidak salah, karena dengan beberapa negara lain,” kata Prof Henri Subiakto.
Dalam Debat Cawapres 2024, Gibran juga dinilai menjebak lawannya dengan menanyakan istilah asing yang bukan pengetahuan umum.
Prof Henri Subiakto menyebut jebakan Gibran ini juga pernah digunakan oleh ayahnya, Joko Widodo (Jokowi) saat Debat Capres 2019.
Saat itu, Jokowi bertanya soal TPID yang tidak diketahui banyak orang. Alhasil, Prabowo Subianto kebingungan dalam menjawab.
“Dari apa yg dia tunjukkan dalam debat, dan komunikasinya selama ini, menunjukkan Gibran ini aslinya lumayan cerdas, tapi licik dan tidak takut menabrak ukuran moral yaitu kejujuran, makanya strategi komunikasinya suka menjebak,” jelas Prof Henri Subiakto.
“Kalau jadi pemimpin dia akan makin nampak karakter aslinya. Yaitu antara yg diucapkan sering tidak sama dengan yg dipikirkan dan yang ada di hatinya,” tambahnya.(hops.id)