Masdi (53 tahun), warga Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, bercerita tentang sawahnya yang dibeli dengan harga Rp 1,1 miliar.
"Dipanggil ke kantor desa sudah lama itu, 10 tahun (yang lalu), pas ada pengeboman dinamit," ujar Masdi saat ditemui, Kamis (21/12).
"Enggak lama ini, 10 bulan lalu, dikasih itu di kantor desa, dikasih uang anu (kompensasi), itu kan sawahnya pada dalem," kata Masdi.
Masdi pun menjelaskan berapa uang yang diterimanya.
"Pokoknya dibayarnya Rp 230 ribu per meter dikali 5.000 meter," ujar Masdi. Hasilnya adalah Rp 1,1 miliar atau Rp 1.150.000.000.
"Harga pasaran di sini paling cuma Rp 100 ribu-Rp 120 ribu. Area jalan lebih mahal, mungkin Rp 400 ribu," kata Masdi.
"Waktu itu ada warga yang pengin Rp 500 ribu, ada yang pengin Rp 300 ribu, warga musyawarah dulu," katanya.
Masdi mengaku tidak terganggu dengan aktivitas Pertamina. Dia justru senang karena kelak saudara atau anak-anak bisa bekerja di Pertamina.
Sejak 10 bulan lalu, pengerukan dan pengeboran terus berlangsung.
Saat ditanya siapa penemu awal keberadaan minyak di wilayah tersebut, Masdi tidak begitu mengetahui. "Pertamina kali? Itu sudah puluhan tahun lalu ada pengeboman dinamit, meleduk, rumah banyak yang retak. Pengecekan, di bawah ada minyak," katanya.
Sekilas Temuan Migas di Bekasi
PT Pertamina EP (PEP) Regional Jawa Subholding menemukan potensi cadangan minyak serta gas bumi (migas) di sumur ekplorasi wilayah kerja PEP Tambun Field, Kabupaten Bekasi.
Pengeboran sumur eksplorasi East Pondok Aren (EPN)-001 yang ditajak pada 18 Agustus 2023, menyasar target reservoir Carbonate Formasi Lower Cibulakan berhasil mengalirkan minyak dan gas pada DST kedua dengan rate minyak sebesar 402 BOPD dan rate gas mencapai 1,09 MMSCFD di kedalaman 2.590 mMD.(hops.id)